Peran Industri Halal Indonesia Sebagai Katalisator Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan Dunia

 Packaging Lama Minuman Rempah dari Jogja dengan Brand Sesae (Dokumentasi Pribadi, 2021)
Packaging Lama Minuman Rempah dari Jogja dengan Brand Sesae (Dokumentasi Pribadi, 2021)

Sore ini terasa lebih syahdu dari biasanya. Selain menjadi moment hujan pertama di Bantul, saya juga ditemani dengan wedang secang buatan sahabat saya, Yulia. Setelah melalui berbagai eksperimen yang panjang, akhir 2019 silam Yulia mencoba menjual beberapa jenis wedang-wedangan khas Jogja. Dengan membidik konsumen kelas menengah, wedang tradisional berkualitas premium bikinannya dibuat dengan konsep siap seduh sehingga konsumen tidak perlu repot untuk mencucinya terlebih dahulu.

Di awal kemunculannya, Yulia hanya meracik beberapa minuman tradisional khas Yogyakarta yang sudah “punya nama” seperti Wedang Uwuh, Wedang Secang dan Wedang Seruni. Di luar dugaan, produk  yang di bawah naungan brand Sesae ini mendapat respon pasar yang terbilang baik. Terlebih lagi, beberapa bulan setelah launching produk wedang rempah tersebut, pandemi mulai terdeteksi masuk ke Indonesia. Alhasil produk rempah yang dipasarkan secara online itu mulai kebanjiran order, baik dari lingkar pertemanannya sendiri maupun konsumen baru yang mengenal wedang rempah dari gethok tular para konsumen Sesae.

Selain merasa launching di waktu yang tepat, Yulia memaknai bertahannya Brand Sesae sampai saat ini juga dipengaruhi oleh ketatnya kualitas pemilihan bahan baku yang ia gunakan. Pasalnya owner Sesae ini hanya mengambil rempah pilihan yang diproduksi secara higienis dari supliyer rempah rekanannya. Di sisi lain, bertahannya Brand Sesae di tengah dinamisnya persaingan produksi minuman rempah di Jogja juga tidak lepas dari inovasi produk yang terus ia lakukan hingga saat ini.

Packaging Baru Brand Sesae yang Baru, Lengkap dengan Logo HALAL MUI (Dokumentasi Sesae, 2022)
Packaging Baru Brand Sesae yang Baru, Lengkap dengan Logo HALAL MUI (Dokumentasi Sesae, 2022)

Kini sahabat saya ini sudah berhasil mengeluarkan beberapa varian wedang lainnya mulai dari Wedang Kinasih, Wedang Nona Manis, Wedang Kunyit Asem hingga Wedang Sora favorit saya yang berisi kombinasi bunga rosella dengan berbagai rempah pilihan. Kabar baiknya, sejak akhir tahun 2022 lalu, produk wedang-wedangan dari Sesae ini sudah mengantongi sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia.

“Ceritanya begini, mbak. Sewaktu pandemi kemarin, aku ikutan sertifikasi halal gratis melalui mekanisme self declare. Dalam perjalanannya, pelaku UMKM di Jogja yang mengikuti program halal self declare ini dibantu oleh Dinas Koperasi dan UMKM DIY. Waktu itu Dinkop bekerjasama dengan akademisi dari UIN Sunan Kalijaga”.

“Ternyata proses halal self declare tidak serumit itu, mbak. Selain tidak dipungut biaya, semua proses terkait halal self declare juga didampingi oleh tim professional di bidangnya. Alhamdulillah, sekarang packaging baru wedang rempah dari Sesae sudah dilengkapi dengan logo Halal dari MUI”, tuturnya pada saya di helatan Pasar Mustokoweni, Sabtu pagi, 28 Oktober 2023 lalu.

Pasar Mustokoweni merupakan salah satu gelaran “pasar sehat” yang ada di Yogyakarta. Pasar ini menjadi titik temu yang menarik antara pelaku artisan di Jogja dengan segmented konsumen yang berfokus dalam mendukung ekonomi berkelanjutan di Jogja. Selain melewati kurasi produk yang baik, Pasar Mustokoweni juga mengenalkan konsep go green pada konsumen dengan ajakan untuk membawa tempat makanan dan tas belanja sendiri.

Halal Self Declare, Program Keberpihakan Pemerintah dalam Mendukung Ekspansi Industri Halal di Indonesia

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kehadiran halal self declare merupakan bukti nyata pemerintah dalam memperkuat ekspansi berbagai sektor industri halal di Indonesia. Selain melalui dinas terkait di daerah, layanan halal self declare juga dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Kemenag juga menyediakan program layanan fasilitasi sertifikasi halal gratis (SEHATI) bagi 25.000 pelaku usaha kecil dan menengah melalui mekanisme halal self declare. Tentu hal ini menjadi angina segar bagi para pelaku UMKM di Indonesia.

“Label Halal MUI ini sangat penting bagi pelaku usaha kecil, mbak. Terlebih yang masuk di sektor kuliner macam Sesae ini. Sekarang label halal menjadi salah satu syarat untuk mengikuti kurasi produk, baik yang akan dibawa dinas untuk pameran maupun yang akan diterima sebagai pilihan merchant a di toko oleh-oleh”, papar Yulia kemudian.

“Selain menjadi tantangan bagi setiap pelaku usaha, label halal menjadi jaminan aman konsumsi bagi setiap pelanggan berbagai produk kuliner yang hadir di Indonesia, baik yang berstatus muslim maupun non muslim. Manfaat yang sedemikian luasnya tersebut kini juga dibarengi dengan ikhtiar pemerintah dalam mengangkat UMKM agar senantiasa naik kelas. Salah satunya dengan program halal self declare yang aku ceritakan tadi, mbak”, tambah Yulia sesaat kemudian.

Stand Mazaraat Artisan Cheese di Pasar Mustokoweni (Dokumentasi Pribadi, 2023)
Stand Mazaraat Artisan Cheese di Pasar Mustokoweni (Dokumentasi Pribadi, 2023)

Saya menimpalinya dengan senyum sembari mengangguk tanda setuju. Pertemuan Sabtu pagi itu kami tutup dengan perut kenyang usai menyantap berbagai kudapan enak dan sehat buatan para artisan makanan di Jogja. Selain menikmati cemilan dari Kian Siomay dan Dapur Sehat Artami, saya juga membawa pulang Keju Halloumi buatan Mazaraat Artisan Cheese. Salah satu produsen keju kenamaan dari Jogja yang sudah mengantongi sertifikat halal dari MUI.

Kabar Baik dari Pesatnya Laju Trend Gaya Hidup Halal di Indonesia

Sebagai umat muslim, kita memang wajib mengetahui titik kritis sebuah produk. Utamanya yang berkaitan dengan produk makanan maupun minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Kabar baiknya, satu dekade terakhir, trend gaya hidup halal di Indonesia meningkat pesat. Data dari Halal Indonesia Markets Report 2021/2022 menunjukkan bahwa ekonomi halal dapat meningkatkan Produk Domestic Bruto (PDB) Indonesia sebesar USD 51 miliar (sekitar 72,9 triliun) per tahun. Tidak heran jika kini konsumen muslim dalam negeri tidak hanya kritis pada sektor kuliner semata, namun mulai merambah ke berbagai sektor lainnya, mulai dari pemilihan produk kosmetik berlabel halal, bangga menggunakan modest fashion berbahan wastra nusantara hingga kecenderungan pemilihan penggunaan lembaga keuangan berbasis syariah.

Produk Rasane Vera Sudah Dilengkapi dengan Logo Halal MUI (Dokumentasi Pribadi, 2023)
Produk Rasane Vera Sudah Dilengkapi dengan Logo Halal MUI (Dokumentasi Pribadi, 2023)

Dari sektor kuliner, saya menemukan berbagai produsen kuliner asli Jogja yang produknya sudah dilengkapi dengan Logo Halal MUI. Beberapa diantaranya bahkan sempat saya temui langsung di tempat produksinya. Salah satunya adalah produsen minuman sehat dari lidah buaya bernama Rasane Vera, Alan Efhendi. Menariknya, saat pertama kali berjumpa dengan ibu-ibu binaan Mas Alan tersebut, saya agak tertegun mendapati sebuah poster berukuran raksasa bertajuk “Saya berdaya berawal dari zakat anda”.

Produk Rasane Vera Sudah Dilengkapi dengan Logo Halal MUI (Dokumentasi Pribadi, 2023)
Produk Rasane Vera Sudah Dilengkapi dengan Logo Halal MUI (Dokumentasi Pribadi, 2023)

Setelah ditelisik lebih lanjut, Rasane Vera merupakan UMKM binaan salah satu lembaga pengelola dana ZISWAF (zakat, infak, sedekah dan wakaf) di Indonesia. Berkat kegigihannya, UMKM asal Dusun Jeruk Legi, Desa Katongan, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul yang dulunya hanya bermodal bibit lidah buaya yang jumlahnya tak seberapa itu kini berhasil memiliki ratusan mitra yang tersebar di berbagai penjuru Jogja. Kebayang bukan besarnya potensi ekspansi industri halal nasional yang dapat dibina dari dana zakat kita?

Berbagai Produk Sabun di Rumah Sudah Berlogo Halal MUI (Dokumentasi Pribadi, 2023)
Berbagai Produk Sabun di Rumah Sudah Berlogo Halal MUI (Dokumentasi Pribadi, 2023)

Pesatnya laju gaya hidup halal di Indonesia juga dipengaruhi oleh boomingnya trend hijabers dan munculnya kosmetika halal sejak satu dasawarsa silam. Kini tak hanya produk perawatan tubuh saya yang dilengkapi dengan logo Halal MUI, namun berbagai keperluan rumah tangga juga mengikuti arus serupa. Kabar baiknya, hal-hal baik dalam proses produksi juga mulai banyak dilakukan oleh produsen modest fashion di Indonesia, termasuk para pengrajin kain tradisional khas Indonesia.

Ibu Ira, owner dari Tizania Natural Dye’s (Dokumentasi Pribadi, 2019)
Ibu Ira, owner dari Tizania Natural Dye’s (Dokumentasi Pribadi, 2019)

Di Banjarmasin saya sempat bertemu dengan Pak Redho, pengrajin brand Sasirangan Warna Alam bernama Assalam. Di Jogja, saya juga sempat berdiskusi dengan Ibu Ira, owner dari Tizania Natural Dye’s dan Ibu Ulva, pemilik Mulva Eco Print. Ternyata semua pengrajin kain tradisional khas nusantara tersebut mengarah pada tujuan yang sama, yakni mulai menggunakan pewarna alam sebagai upaya menciptakan slow fashion yang lebih ramah lingkungan.

Pendek kata, ekonomi berbasis syariah ibarat implementasi dari upaya ethical benefit sharing yang dilakukan antara produsen dengan konsumen. Di tengah-tengahnya ada pemerintah dan kita semua, yang disadari atau tidak akan menciptakan peluang  fair trade dalam pasar global yang lebih berkelanjutan dan saling menguntungkan.  Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memang pantas menjadi leader dalam menerapkan sekaligus menyerap industri halal lintas sektor. Karena pertumbuhan industri halal Indonesia berperan penting dalam membangun ekonomi berkelanjutan dunia.

Salam hangat dari Jogja,

-Retno-

Referensi:

Fiskal Kemenkeu, 2023. Ekonomi Halal sebagai Sumber Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan, diakses dari https://fiskal.kemenkeu.go.id/baca/2023/08/29/4449-ekonomi-halal-sebagai-sumber-pertumbuhan-inklusif-dan-berkelanjutan

Indah, 2022. Ini Syarat Sertifikasi Halal Gratis Kategori “Self Declare”, diakses dari https://kemenag.go.id/nasional/ini-syarat-daftar-sertifikasi-halal-gratis-kategori-quotself-declarequot-4b6skv

Wawancara pribadi dengan berbagai narasumber di berbagai event di Yogyakarta

Retno Septyorini

Perkenalkan, nama saya Retno Septyorini, biasa dipanggil Retno. Saya seorang content creator dari Jogja. Suka cerita, makan & jalan-jalan. Kalau ke Jogja bisa kabar-kabar ya..

YOU MIGHT ALSO LIKE

No Comment

Leaver your comment