Mengapa Pada Akhirnya Saya Gemar Makan Buah dan Sayur

Mengapa pada akhirnya saya gemar makan buah dan sayur. Hal remeh-temeh yang mungkin terkesan tidak penting namun saya merasa sebaliknya. Tanya mengapa? Karena beberapa kawan dekat saya tidak suka sayur. Padahal kami kuliah di fakultas science yang notabene sangat tahu manfaat buah dan sayur bagi kesehatan, baik kini maupun nanti.

Masa Kecil Bersama Ibu

Masa Kecil Bersama Ibu

Saya merasa beruntung memiliki orang tua yang gemar makan serat sehingga dari kecil saya sudah terbiasa melihat penampakan aneka rupa buah dan sayur. Sayangnya, meski di negara tropis dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brasil, Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam hal stunting.

Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Dalam hal ini gagal pertumbuhan tidak hanya terlihat pada tubuh seperti tubuh anak lebih pendek dari anak normal seusianya, namun juga merambat pada pertumbuhan otak yang dapat menyebabkan keterlambatan dalam berpikir.

Bisa dibayangkan bukan dampak jangka panjang jika kita membiarkan kondisi ini terus terjadi? Salah satunya dapat menjadi celah menurunnya kualitas sumber daya manusia generasi muda Indonesia, dimana semakin ke sini persaingan global semakin ketat saja.

Padahal jika ditelisik lebih lanjut sebenarnya stunting dapat dicegah dengan cara yang tidak terlalu sulit yakni memenuhi kualitas nutrisi anak pada 1000 hari pertama kehidupan yang dibarengi fasilitas sanitasi dan pola asuh yang baik.

Sudahkah Kita Makan Buah dan Sayur Hari Ini?

Meski periode nutrisi terbaik bagi buah hati dihitung sejak janin berada di dalam kandungan (9 bulan aka 270 hari) hingga bayi berusia 2 tahun (365 hari x 2 = 730 hari, sehingga totalnya 270 + 730 = 1000 hari), ternyata pemenuhan kecukupan berbagai nutrien penting bagi janin wajib dipersiapkan sebelum periode kehamilan tiba.

Karena itulah jauh hari sebelum hamil, sebenarnya mempersiapkan program kehamilan itu jauh lebih penting mulai dari melakukan vaksinasi pra nikah (untuk mencegah berbagai penyakit yang membahayakan janin seperti TORCH), general check up bersama pasangan dan hingga kesadaran untuk mengkonsumsi kudapan yang tidak hanya enak, namun harus berefek baik pula untuk kesehatan.

Dari sekian banyak nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh, buah dan sayur menjadi salah satu faktor yang tidak dapat disepelekan. Selain menawarkan serat yang nyata mampu mencegah susah buang air besar, kedua jenis kudapan sehat ini menawarkan vitamin dan mineral yang baik untuk menunjang proses pertumbuhan. Sayangnya, hingga saat ini sayur dan buah masih menjadi momok bagi sebagian anak. Sedih sekali rasanya kalau melihat video anak yang doyan makan gorengan, tapi muntah saat makan sayur.

Terkait hal ini, dalam sebuah diskusi kesehatan yang yang pernah saya ikuti, yang kebetulan membahas pentingnya nutrisi 1000 hari pertama kehidupan, pengalaman salah satu narasumber yang berprofesi dokter kawakan mengungkap hal yang cukup menarik perhatian saya.

“Makan sayur dan buah itu menular!”. Begitu kira-kira hal yang dapat saya simpulkan.

“Jadi, ibu-ibu yang suka makan buah dan sayur umumnya buah hati mereka jadi doyan nyemil buah dan sayur juga”, ucapnya sembari tersenyum.

“Penasaran kenapa?”.

“Karena meski masih dalam bentuk janin ternyata mereka mampu mengenali makanan yang dikonsumsi bundanya semasa hamil’.

“Wah, pintar juga ya!”, batin saya dalam hati.

Kalau dilogika sih banyak benarnya! Apalagi anak terbilang mudah meniru perilaku di lingkungan sekitar, termasuk pola makan orang tua sehari-hari. Jujur, saya sendiri gemar makan sayur karena bapak ibu mengkonsumsinya setiap hari. Jadi selain menyediakan makanan berserat di rumah, mereka memberi contoh nyata. Jadi keterusan deh nirunya sampai sekarang.

Oiya, makanan berserat buatan ibu tidak melulu berwujud buah dan sayur secara utuh ya. Ibu terbilang sering bikin kudapan yang disisipi sayur seperti rolade tahu yang dicampur daun singkong, bakwan daun singkong, setup buah jambu atau sekedar lalapan rebusan daun pepaya, bayam, sawi atau jipang.

Tentu kudapan ini dibuat saat saya sudah besar, namun sudah dikenalkan ibu sejak bayi, tepatnya saat saya masih berada dalam kandungan. Sejak remaja, ibu memang doyan sayur. Setelah saya lahir, produksi ASI ibu saya tergolong lancar. Salah satu penyebabnya mungkin ya kegemaran makan sayuran tadi.

Oiya, ngomong-ngomong soal ASI, kita sebagai calon orang tua wajib tahu seluk-beluk manfaat ASI bagi tumbuh kembang anak ya. Apapun alasannya, ASI adalah bagian dari proses imunisasi pasif untuk anak. Kalau stok ASI dirasa kurang mencukupi, jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter anak yang dipercaya.

Tenang, meski tinggal di desa, generasi 90an seperti saya juga menikmati manfaat ASI eksklusif kok. Setelah memasuki masa boleh diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI), ibu mulai mengenalkan aneka rupa makanan MPASI yang sehat dan berserat.

Bagi saya pepatah “Wiwiting tresno jalaran seko kulino” ini tidak melulu berhubungan dengan kisah asmara dua anak manusia kok, masih bisa lah ditarik benang merahnya dengan cerita mengapa pada akhirnya saya gemar makan buah dan sayur.

Mari Bahu-Membahu Menurunkan Persentase Stunting di Indonesia

Meski masuk peringkat ke-5 dunia karena stunting, kabar baiknya, Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 menyebutkan bahwa angka stunting pada balita di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan, dari 37,2% pada Riskesdas Tahun 2013 menjadi 30,8%. Meski demikian sinergi yang baik guna menurunkan lagi angka stunting di Indonesia tetap perlu dilakukan.

Sebagai calon ibu, saya belum bisa kasih tips yang gimana-gimana juga sih terkait penanggulangan stunting ini. Yang jelas, pola konsumsi harus seimbang sehingga nutrisi yang dibutuhkan baik bagi ibu maupun anak terpenuhi. Kalau nanti sayur dan buah nggak masuk perut juga, beberapa hal berikut mungkin bisa dicoba:

Mulai dari yang Mudah

Nggak suka buah? Coba deh dibikin smoothie. Sudah enak, nutrisi nggak berkurang banyak karena proses pemanasan, enak pula!

Blueberry Smoothie

Blueberry Smoothie

Bagi yang tidak atau kurang suka sayur, sesekali boleh lah nyoba bikin topping makanan dari sayur. Bisa dimulai dari sayur yang rasanya netral seperti jamur. Selebihnya, tinggal tuang di kudapan kesayangan.

Memasak Topping dari Sayur

Memasak Topping dari Sayur

Satu lagi, kalau lagi jajan, jangan hanya mencari spot instagramable saja. Tapi sebisa mungkin cari makanan yang enak tapi sehat. Sekarang sudah banyak kok tempat makan kece yang menyediakan kudapan yang tidak hanya oke diupload di media sosial saja, namun baik pula untuk kesehatan kita.

Contoh Kudapan Enak dan Sehat

Contoh Kudapan Enak dan Sehat

Nutrisi yang terpenuhi penting diketahui karena pengetahuan tentang stunting tidak hanya hanya buat mama-mama saja, tapi untuk generasi milenial Indonesia yang notabene suatu saat nanti akan menjadi calon orang tua juga. Kan asyik juga kalau berantas stuntingnya sama-sama? Eh, gimana^^

 

Salam hangat dari Jogja,

-Retno-

Retno Septyorini

Perkenalkan, nama saya Retno Septyorini, biasa dipanggil Retno. Saya seorang content creator dari Jogja. Suka cerita, makan & jalan-jalan. Kalau ke Jogja bisa kabar-kabar ya..

YOU MIGHT ALSO LIKE

No Comment

Leaver your comment