Menapak Deloano, Mengenal Potensi Tersembunyi Di Perbatasan Purworejo dan Kulonprogo
Dinginnya Jogja tak menciutkan semangat saya untuk “mencicipi” ajakan “camping manja” di sebuah hutan kenamaan di perbatasan Purworejo-Kulonprogo. DeLoano Glamping namanya. Destinasi glamping teranyar yang begitu diburu anak milenial.
Glamping merupakan singkatan dari glamourous camping. Alternatif camping kekinian yang memadukan indahnya pemandangan, uniknya atraksi hingga mewahnya pilihan akomodasi. Bagi saya pribadi glamping merupakan hal baru yang terbilang seru. Kedatangannya seolah menjawab rasa penasaran saya dan penikmat wisata alam lainnya yang ingin menikmati camping asyik tanpa ribet.
Mengenal Deloano, Kawasan Indah di Perbatasan Purworejo dan Kulonprogo
Sejujurnya nama DeLoano baru kali pertama terdengar di telinga, tidak terkecuali dengan area glampingnya juga. Beneran baru tahu kalau di sisi barat Jogja itu ada lokasi glamping yang dibuka dengan harga yang cukup “miring” (update terbaru bisa cek @deloano_glamping). Saking penasarannya, saya langsung mengiyakan saja saat diajak untuk ekplorasi di kawasan ini.
Sebagai generasi milenial, tentu tak perlu waktu lama untuk menggali berbagai informasi yang ingin diketahui, termasuk saat tetiba kedatangan ajakan untuk jalan-jalan semacam ini. Pasalnya dengan sekali mengeklik kata kunci, niscaya puluhan ulasan, foto hingga video tersaji cepat di layar gawai. Persis saat saya mengeklik hastag #DeloanoGlamping di laman Instagram. Dalam hitungan detik berbagai catatan perjalanan langsung tersaji dengan begitu rapi.
Ada yang mengambil background foto di dalam tenda mewah lengkap dengan berbagai perlengkapan yang terbilang wah. Ada yang sengaja berpose di tepat di depan toilet warna-warni yang menjadi salah satu ciri lokasi glamping ini. Ada pula yang berfoto di pelataran megah yang dibuat dari untaian bambu. Baru melihat beberapa unggahan di laman Instagram saja berhasil melonjakkan rasa penasaran saya akan eloknya destinasi wisata besutan Badan Otorita Borobudur ini.
Berlokasi di perbatasan Kulonprogo dan Purworejo menjadikan Yogyakarta International Airport (YIA) sebagai bandara terdekat menuju kawasan DeLoano. Jika kawan-kawan berencana menikmati glamping di tempat ini, ada baiknya untuk melakukan reservasi jauh-jauh hari, termasuk saat menyewa moda transportasi untuk PP (pulang pergi) dari bandara ke DeLoano ataupun sebaliknya. Dengan jarak yang terbilang lumayan dari area bandara, saya menyarankan untuk menyewa mobil atau bus.
“Ini lewat jalan yang mana ya Mas”, tanya supir bus kami siang itu.
“Lurus saja, Pak. Sesuai Google Maps”.
Begitu kira-kira obrolan berulang yang saya dengar antara pak supir dengan seorang kawan yang sedari awal perjalanan sengaja duduk di baris depan. Sebagai pemandu jalan, ia begitu cekatan dalam memberi arahan di sepanjang rute perjalanan. Tidak bisa dipungkiri, kini aplikasi maps kekinian ibarat pertolongan pertamanya para wisatawan untuk menemukan rute terbaik menuju berbagai destinasi wisata impian.
Kabar baiknya, suguhan hijaunya pemandangan khas pedesaan tersaji bertubi-tubi di sepanjang jalan. Pepohonan rindang yang “menyapa” bersahutan, badan sungai yang terlihat dari tepian hingga musim panen padi yang dilakukan hampir bersamaan menjadi pelengkap perjalanan yang begitu melenakan, hingga…. Dua jam berikutnya sampailah kami di pool terdekat menuju Deloano Glamping. Bus yang kami tumpangi pun mulai menepi ke arah kiri.
Awalnya saya mengira akan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Kenyataannya tidaklah demikian. Ada tiga mobil jemputan yang siap mengantar kami. Mobil warna-warni yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga memungkinkan penumpang dapat menikmati indahnya pemandangan tanpa sedikit pun mengurangi tingkat keamanannya.
Selain melempar senyum ke arah warga, saya sempat mengabadikan beberapa moment selama perjalanan menuju pintu masuk perkemahan. Tak berapa lama kemudian, jemputan kami berhenti tepat di depan “pintu” berhias bambu dengan tangga kayu berpagar bambu.
Petualangan kami dimulai dari sini….
Sehari di Deloano Glamping, Wisata Kemah Teranyar Favorit Anak Milenial
“Disambut decit lantai dari kayu, megahnya podium dari untaian bambu hingga citarasa sayur asem yang begitu mirip dengan buatan ibu”.
Sengaja saya hentikan langkah kaki untuk menikmati desain pintu Deloano Glamping yang dibuat sederhana namun sarat makna. Lihatlah dengan seksama. Bambu-bambu yang dilintangkan di sebagai sambutan selamat datang itu tidak dipaku, melainkan diikat dengan tali alami berupa duk.
Meski terlihat biasa saja, namun konsep pengggunaan bahan ramah lingkungan semacam ini tentu memberi nilai plus. Apapun alasannya, pemanfaatan bahan lokal semakin membawa wisatawan pada nuansa alam yang sesungguhnya. Pada wisata apa adanya yang diolah dengan penuh rasa.
Siang itu decit lantai kayu yang beradu dengan sepatu terdengar bersahutan di sepanjang perjalanan. Di tengah hutan yang masih asri ini sesekali terdengar desiran alam yang terasa begitu menyejukkan. Sekitar tiga menit kemudian sampailah kami pada sebuah pelataran megah yang lagi-lagi dibuat dari untaian bambu. Selain itu, terlihat pula beberapa tenda mewah siap huni, yang dua diantaranya menjadi tempat istirahat tim kami.
Sesampainya di pelataran menikmati kami langsung dipersilahkan naik menuju tenda terbesar di sana, yang didalamnya terdapat hidangan makan siang yang…, ehm, terlihat begitu menggiurkan. Apalagi kalau bukan masakan khas pedesaan. Ada sayur asem, ayam dan ikan goreng, sambal matang dan si kriuk alias kerupuk.
Menariknya, meski berlokasi di tengah hutan, namun panitia tak lupa menyediakan potongan buah juga. Saya yang dari desa saja merasa girang bertemu dengan paket menu semacam ini. Bisa dibayangkan bukan antusiasnya wisatawan dari luar kota jika disuguhi kudapan semacam ini?
Usai mengantri, secentong nasi berguyur sayur asam, ikan goreng dan sambal siap tersaji di atas meja.
“Sayur asemnya enak deh”, celetuk saya spontan saja usai mencicipi masakan rumahan ini.
“Iya, Mbak. Soalnya dimasak langsung oleh ibu-ibu yang tinggal di sekitar sini”, jawab Wardha. Kawan saya yang kebetulan pernah melakukan observasi di kawasan ini.
Jadi jangan heran ya kawan kalau hidangan di sini menawarkan citarasa masakan rumahan yang terbilang menawan.
Usai reda bunyi krucuk-krucuk dari bagian perut, santai di tenda megah nan nyaman yang dipasang di tengah hutan semacam ini membuat suasanya hati saya kian senang saja. Apalagi di jaman teknologi tinggi semacam ini. Berbekal aplikasi liburan di gawai saja, persiapan liburan terasa kian mudah. Tinggal booking paket via internet, bayar dan datang saja. Setibanya di sana, semua fasilitas yang disediakan sesuai pilihan.
“Kalau sudah selesai, nanti langsung ke bawah saja ya, Mbak”, terang salah satu panitia.
“Baik, Pak. Terima kasih”, jawab saya sembari melempar senyum.
Saya kira mau diajak kemana. Tak disangka, kami langsung diajak untuk mencicipi fasilitas ngejip yang teramat seru, lanjut di drop di Kebun Teh Nglinggo lalu ditutup dengan hunting sunset di Puncak Widosari. Berikut ulasan keseruan menjelajah tiga destinasi apik di sekitar DeLoano Glamping.
- Sensasi Ngejip Seru
Saya akui, ngejip merupakan aktivitas terseru yang saya nikmati selama berada di sekitar DeLoano. Medan yang menantang beradu begitu apik dengan teknik mengemudi para driver professional membuat liburan semakin menyenangkan. Rasanya masih hangat di ingatan tatkala jip di depan saya melewati jalan di sisi kanan, tanpa diguga, driver jip kami berinovasi dengan mengambil jalan di arah kiri.
Aaaaaaaaaaaaaa!!!
Sontak kami berteriak karena mengalami adonan rasa yang cukup sulit untuk diutarakan dengan untaian kata. Kaget iya. Marah karena kaget juga iya. Tapi terselip rasa puas juga iya.
Di tengah perjalanan menggunakan mobil jip kokoh ini, sesekali kali dilewatkan pada jalanan datar yang tak begitu mendebarkan. Asyiknya, belum sempat rasanya kami menghela nafas dengan tenang, tiba-tiba saja kami melewati tanjakan tajam yang diikuti dengan turunan curam dalam sekali waktu.
Aaaaaaaaaaaaaa!!!
Tanpa perlu diaba, kami bertiga otomatis berteriak dengan sekuat-kuatnya. Begitu seterusnya hingga pada akhirnya kami diberi kesempatan untuk istirahat sejenak. Belum juga kami berkata-kata, tiba-tiba ada perintah untuk tidak bergerak terlebih dahulu.
Tak disangka-sangka, sekian detik setelahnya, ternyata ban jip yang berada di sebelah kiri kami sudah beralih gaya dengan menindih ban pada jip kami. Meski sebelumnya sempat ancang-ancang, tetap saja saya jadi kaget dibuatnya.
”Wah, keren juga jadinya”, batin saya sesaat usai mengabadikan beberapa moment di waktu istirahat ini.
Kabar baiknya, rute ngejip masih berlanjut lagi. Kali ini ini Mas Andri, driver kami mewanti-wanti untuk berpegangan lebih erat. Sebagai satu-satunya penumpang di depan, saya langsung menoleh ke belakang yang ternyata melemparkan senyum dan rasa was-was yang serupa dengan saya.
Tak disangka, selain melewati medan yang cukup terjal, rute terakhir ngejip di sini ternyata melewati salah satu aliran sungai. Hasilnya tentu bisa diduga. Selain volume berteriak yang sama kencangnya dengan rute-rute sebelumnya, otomatis kami bertiga kecipratan air sungainya juga.
“Untungnya kita datang di musim kemarau ya Chi, jadi nggak basah kuyup jadinya”, ujar saya pada Chia dan Wardha yang duduk di belakang.
“Tapi di sini itu favoritnya di musim hujan, Mbak”, sanggah mas driver yang duduk tepat di sebelah.
“Waduh!”.
2. Jelajah Kebun Teh Nglinggo
Usai berteriak sepuasnya di hampir sepanjang rute ngejip, selanjutnya kami diturunkan di area Kebun Teh Nglinggo. Istilahnya habis basah-bahasan, kami diantar menuju surganya kesejukan. Apalagi sampainya menjelang sore hari. Bisa dibayangkan bukan segarnya semilir angin sore di tengah perkebunan teh?
Selain menawarkan kesejukan yang khas, di area ini terdapat sebuah bukit indah bernama Bukit Ngisis. Karena sebagian besar rombongan kami ngisis di bawah (di Bukit Ngisis), saya dan beberapa kawan memilih duduk-duduk manja di kursi permanen yang tersedia di area taman. Tak disangka, hasil fotonya tak kalah instagramable dengan teman-teman yang mengantri foto di bawah.
Sebagai tambahan informasi, di area kebun teh ini ada warung kecil yang menjual minuman dan beberapa jenis camilan. Karena masih kenyang, usai menjelajah kebun teh saya langsung masuk ke mobil jemputan yang sudah menunggu tepat di depan papan bertuliskan Kebun Teh Nglinggo. Selanjutnya, mobil berwarna biru ini akan mengantar kami menuju spot terdekat menuju Puncak Widosari.
3. Hunting Sunset di Puncak Widosari
Sekitar pukul 16.30 waktu setempat, saya dan rombongan mulai berjalan menuju Puncak Widosari dengan harapan dapat menikmati sunset di salah satu puncak kenamaan di daerah Nglinggo ini.
Kabar baiknya, jalan menuju Puncak Widosari sudah dilengkapi dengan fasilitas tangga permanen yang sangat memadai. Selain lebih mudah dalam melangkah, fasilitas ini menambah rasa nyaman dan aman bagi siapa saja yang melintasinya.
Dengan sisa tenaga yang ada, perlahan langkah kaki saya berhasil menuju ke titik puncak juga. Uniknya, sesampainya di puncak, rasa lelah yang sedari tadi ada seolah hilang begitu saja. Usai puas menikmati indahnya sunset di Puncak WIdosari, kami segera turun menuju lokasi penjemputan. Tak berapa lama kemudian, sampailah kembali kami di area glamping.
Malam itu kami kembali dijamu dengan minuman hangat (teh, kopi dan secang) dan beberapa makanan ringan seperti kacang rebus, gebleg dan tempe goreng. Sebelum pulang kami disuguhi kambing guling yang begitu nikmat. Saking laparnya, tak ada foto makan malam dalam kamera saya. Semuanya tandas dalam hitungan menit.
Menapak Deloano, Mengenal Potensi Tersembunyi Di Perbatasan Purworejo dan Kulonprogo
Selain berbagai destinasi wisata yang saya sebutkan sebelumnya, sejatinya ada berbagai potensi tersembunyi lainnya di sekitar kawasan DeLoano. Misalnya saja di daerah Nglinggo yang dikenal desa wisata tehnya Jogja. Jika diolah dengan tepat, tidak menutup kemungkinan kebun teh ini mampu memproduksi teh dengan kualitas premium. Ini baru tehnya saja. Belum produksi air mineral dalam kemasannya.
Saat mengikuti Fam Trip ini, saya baru sadar kalau air mineral yang disajikan di area glamping merupakan produk besutan PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulonprogo. Persis seperti yang dilakukan oleh pemangku kepentingan di destinasi wisata Kalibiru yang menyuguhkan brand air mineral lokal kepada para wisatawan. Artinya, brand lokal semacam AirKU ini berpeluang besar merebut pangsa pasar lokal. Ke depannya tinggal mencari pola kolaborasi yang cocok agar bisa menjadi official partner di semua tempat wisata yang berada di sekitar Kulonprogo maupun Purworejo.
Di sisi lain saya juga menemukan gantungan kunci topeng bertuliskan DeLoano dalam godie bag yang dibagi pada peserta Fam Trip kali ini. Jika digarap dengan matang, lengkap dengan pemilihan bahan dan teknik eksekusi warna yang lebih terukur, niscaya produk seni yang satu ini bisa kembali menjadi alternatif buah tangan yang menjanjikan.
Dengan demikian, tak hanya lokasi dan atraksi wisatanya saja yang dapat menjadi andalan pendapatan. Namun kreasi seni dari pelaku kreatif lokal pun dapat ikut berkembang ke pangsa yang lebih besar.
Jadi, gimana? Tertarik “mencicipi” DeLoano juga, kan?
Salam hangat dari Jogja,
-Retno-
Baca ini, serasa berada di deloano glamping beneran. Ikut merasakan ketegangan dan keindahan disana. Spertinya seru kalau mengajak bocil untuk wisata alam disana sambil camping tentunya.
Kalau mau camping-camping manja, okelah bawa bocil. Tapi kalau buat ngejip kurang disarankan ya. Bocilnya kekecilan cin. Buat bapak ibuknya aja. Sekalian honeymoon kedua, ehm^^
Boleh dicoba kalo anak2 udah gede
Bapak ibuknya dulu juga oke, hehehe^^
Wow keren, maasyaaAllah… Seru ngebayanginnya…. Berharap suatu saat dapat rezeki pengalaman seseru ini … Mencicipi bereksplorasi di tempat ini … Aamiin … Terimakasih, mba retno … Terus menginspirasi dengan pengalaman pengalaman hebatnya yaa
Ayo dicoba Aisyah. Keren banget tempatnya. Salam kenal ya^^
Jadi pengen kesana deh ☺☺☺☺
Sekali-kali liburan berdua bareng misua lah. Oke banget ini tempatnya. Bisa buat bulan madu kedua juga^^
Seger pemandangannya, terimakasih infonya, baru tau lho, ada lokasi wisata seger2 dekat sini. Pinter deh rangkain kalimatnya,, bikin penasaran kesana
Ke sana lah say. Gak jauh-jauh amat juga dari rumah. Dijamin males pulang, wkwk^^
belum pernah kesana sih, tapi baca artikel ini jadi pengen banget kesana. transportnya mudah, tempatnya asri. pasti bikin betah ya
Aku sih betah banget Mbak kalau diminta lama-lama di sini, hihi. Sudah udaranya bersih, tenda, lingkungan bahkan toiletnya pun tak kalah bersih. Patut dicoba buat liburan.
Deloano… Koyok jeneng seko Italiano… BTW itu kamu sama Tika berfotonya?
Iya, betuuuulll. Aku sejip sama Tika & Wardha. Kenal juga toh, Mbak? Hayo udah nyicip liburan ke sini belum? Seru banget lho, hihi^^
Huaa mbak retno, kangen! Aku tertarik banget mbak. Baru tahu ada glamping ini. Pingin lihat foto kamarnya. Kalo bawa anak2 recomended ga mbak?
Wah… Asyiknya bisa nyicipi wisata seru. Kemarin aku daftar ini juga lho. Tapi ga keangkut…hihi..
Tapi acara keren lainnya aku gak keangkut Mbak, huhu *autocurhat, wkwk.
Kalau gitu buat liburan keluarga aja, Mbak. Sewa satu tenda buat sekeluarga. Beneran puas liburan di sini tuh^^
1. aku kangennn naik jeep
2. aku pengen main ke hutan2
3. aku mau makan enak
kayaknya tempat ini mengakomodir semua keinginan aku yaaa
Betul banget beb. Buruan lah ajak doi ke sini, hihi^^
Hastagha foto pertama cakeupp banget, kok bisa gitu ya? wqwq… Perjalanan wisatanya menarik sekali, ajakin temen2 blogger lain dong mba, bikin short trip kelompok kecil gitu mba… #usul doang
Ini emang jadi gongnya ngejip, Mbak. Jipnya dibikin pose begini. Yakin, asik banget. Ajakin siapa aja nih? Aku kalau temennya banyak, kalau pas jadwal bisa mah oke-oke aja, hihi^^
Aku juga, Mbaaaak. Baru sadar kalau dikau sudah pindah, huhuhuhu.
Ini kalau ngumpulin temen-temen udah rada susah, pada sibuk semua. kalau diajak lagi aku masih mau sih, wkwk^^
Jadi ingin mencicipi wisata ke sana. Pemandangannya indah banget.
Deloano Glamping ini memang paket lengkap, Mbak. Pemandangannya bagus, suasana alaminya dapet banget, aktivitasnya seru, makanannya enak, toiletnya banyak dan bersih plus udah disediaan tenda yang oke punya juga. Cepetan agendain, Mbaaak^^
Seru banget jalan-jalan seharian di sana, apalagi naik jip wahh ikut deg-degan bacanya, he, he.
Iya, gak kerasa banget seharian di sana. Ayo cobain, Mbak. Seru banget^^
jadi nama bandaranya di westprog itu Yogyakarta International Airport (YIA).
Lihat -lihat foto jeep nya seperti, kira-kira saya berani gak ya ngetrip dengan medan seperti itu? Kayaknya bakal heboh dengan jejeritan sepanjang perjalanan
Berani dong. Seru banget banget banget, hehehe. Katanya kalau musim hujan jadi lebih seru. Soalnya kan airnya banyak gitu. Jadi tambah seru waktu dilewatin sama si jip nya. Agendain laaaah^^
tertarik banget mba !!!
kemarin menginap disini brp mba?
Pilihan paketnya lumayan banyak Mbak. Ada menginap hemat 150.000/orang, ada paket reguler 350.000/orang, ada juga yang paket vip Rp 700.000/orang. Info terupdate bisa cek Instagramnya Deloano ya Mbak, di @deloano_glamping
waaaa seru banget, pas mudik ke jogja wajib kesini nihhh, kek asik-asik ngeri ya mb naik mobil di medan yang terjal gronjal-gronjal
Seru banget, Mbaaaak. Tapi jangan bawa anak-anak buat ngejip ya. Anak-anak diajak jalan-jalan aja. Mamanya yang ngejip sambil jerat-jerit, hihihi^^
Waduhhh ternyata saya kudet banget. Baru tau kalo sekarang ada glamping 😀
Ini memang masih baru kok, Mbak. Baru diresmikan Februari kemarin. Kalau ke arah Jogja-Jateng, i mean ke Purworejo atau Kulonprogo, agendain aja buat nyicipin glamping di sini. Seru banget.
Seru kalau ketemu sungai dan hutan. Kebetulan aku juga habis naik Jeep, dan sensasinya selalu nagih
Aku pun. Yang ini super seru juga. Ngejipnya itu lho, bdeg-degannya bikin nagih. Mini kudu coba ya.
Wah ternyata kita pernah satu acara pas di D’loano ini ya… Duh asyik banget main2 ke D’loano sampai belum bisa move-on. Tapi sayang banget acara kemarin tidak nginep di sana ya mbak? Padahal pengen banget mencoba tidur di glamping.
Oh, ya? Salam kenal, Kak. Sama! Aku juga pengen ngerasain nginep di sana juga, hoho
Kangen naik jeep lagi, sampai kamera harus full dicek apa nangkap momen pas itu
Lama ga jumpa ya beb?
Seru mba..
Btw, aku jd penasaran dan pengen nge-camp di dloano. Sistemnya paketan ato gimana mba…?
Paketan Mbak, tinggal pilih mau yang kaya gimana?
Camping sepertinya menyenangkan, pengen bawa kiddos, tapi apa mereka mau diajak ‘susah’ secara anak jaman now, makin jauh dr alam.
potensi di perbatasan kulon progo dengan purworejo ini memang punya potensi wisata yang keren, sayang baru saja dikelola dengan ciamik
pingin kesana jadinya
Mbak Retnoooooo jadi mana foto-foto tenda mewahnyaaa? Karena menginap di sini sebagai influencer, next time jangan lupa foto-foto makanan dan fasilitas lainnya, mbak. Selapar dan secapek apa pun, kewajiban tetap yang utama. Pihak penyelenggara juga pasti berharap agar servis dan fasilitas mereka diekspos 🙂
Terlepas dari itu, tulisan ini berhasil mengulas tempat-tempat wisatanya dengan baik. Cocok banget ya buat staycation atau weekend getaway. Nggak perlu pergi jauh-jauh, cukup bersantai di area glamping, ke kebun teh, terus ke Puncak Widosari. Eh btw, yang suka glamping nggak semua anak milenial, lebih tepatnya anak milenial yang punya “budget lebih” 😀
Kalau anak-anak milenial yang jelata aku rasa masih lebih suka camping ceria dengan tenda dan masak sendiri.
Salam kenal ya, semangat terus untuk menulis!
Saya Paling suka glamping. Kemping tapi fasilitasnya komplit. Hehee. Btw takjub liat ban jeep tindihan. Terus Gebleg itu apa Mbak?
Ah, kerennya mbak nyetir mobil beginian! AKu jadi kepengen juga. Macho gitu hehehe. Baru tau juga Deloano ini ternyata beneran tersembunyi di perbatasan Purworejo dan Kulonprogo. Mesti nginep enaknya nih. Kulinerannya juga wajib yang khas situ ya. TFS, seru banget sih 🙂
Wuih seru banget ini tripnya
Benar-benar menantang. Anakku pasti betah banget deh kalau diajak main beginian
Paling senang dia yang berbau petualangan
Wah ini kok seru banget sih kak wisata Jip menyusuri hutan hehe. Aku paling suka nih wisata adrenalin kayak gini keliling hutan hehe. Ngerasa tenang banget yaa kak diantara hutan-hutan hehe
Pertama ngeliat foto bangunan warna warni, kukira itu bangunan tempat nginepnya. Taunya toilet…wkwkk.
Btw, naik jeepnya bayarnya berapa ya mbak? Udah scroll beberapa kali ga nemu.
Wisata alamnya keren banget di Deloano. Jarang-jarang tuh ada wisata jeep. Duh, ajul-ajulan cocok ga ya untuk aku dan suami. Sport jantung ga ya? Atau jalan santai aja ke kebun teh. Duh itu ikannya mayan gede sampai selebar piring. Ikan goreng garing pakai sambel kecep, tak ada duanya deh…
Wah, glampingnya ini keren banget sih. Agak berbeda dari beberapa glamping yang saya lihat dari linimasa teman-teman saya. Banyak paketannya di sini. Btw, jauh juga ya tempat glamping Deloano ini.
Tapi saya dari dulu memang lebih suka camping konvenaional. Mungkin kalau sudah mulai tua nanti baru mulai akan melirik glamping 🙂
Seru banget ya namanya glamping tapi ada petualangannya juga kita naik jip yang anjrut-anjrutan hihi, dingin banget lihat kabutnya..
Kalau pulang pergi ke suatu tempat menggunakan Jeep, bagi saya itu kerwn dan seru banget. Selalu ada rasa bangga dan macho naik jeep. Haha.
Jogja selalu ngangenin. Aku baru balik dari Jogja dan selalu ingin balik lagi.