GERMAS, Cara Mudah Mencegah Penyakit Tidak Menular

“Kesehatan merupakan salah satu akselerator dalam menggapai mimpi, tidak terkecuali saat ingin berpartisipasi membangun negeri. Apapun alasannya, kerja sama “membesarkan” Indonesia tentu terasa lebih ringan jika dilakukan dalam kondisi prima”.

Foto Keluarga Saat Liburan (Dokumentasi Pribadi)

Foto Keluarga Saat Liburan (Dokumentasi Pribadi)

Empat orang di tengah foto ini adalah potret keluarga inti saya. Dari kiri ke kanan ada bapak, adik, ibu dan tentu saja saya yang di dalam foto mengenakan kaos lengan panjang berwarna hitam. Selama ini, sebagian besar orang yang saya temui umumnya menyukai proporsi anggota keluarga seperti foto terlampir. Berperawakan besar dengan tinggi badan yang terbilang lumayan.

Sayangnya, kondisi sehat dan bugar yang terlihat dari luar belum tentu menggambarkan kondisi kesehatan yang sesungguhnya. Pada umumnya setiap keluarga memiliki riwayat kesehatan tersendiri. Begitu pula dengan keluarga saya, yang ternyata memiliki riwayat kesehatan yang patut diwaspadai.

Tidak disangka-sangka, kakek dan nenek dari garis keturunan ibu ternyata menderita diabetes. Begitu pula dengan keluarga besar kakek yang seingat saya, kakak dan adik kakek juga menderita penyakit serupa. Kabar buruknya lagi, penyakit ini ternyata juga menjangkiti ibu yang begitu saya sayangi. Dua belas tahun yang lalu ibu dinyatakan positif diabetes.

Ini baru dari riwayat kesehatan dari keluarga besar ibu. Kabar lain datang dari garis keturunan bapak. Meski terlihat sehat-sehat saja, namun keluarga besar bapak ternyata memiliki riwayat hipertensi, tidak terkecuali dengan bapak saya. Bahkan belum lama ini tante saya harus tutup usia lantaran penyakit stroke yang menyebabkan pendaharan pada bagian otak.

Sepengamatan saya, dua Penyakit Tidak Menular (PTM) yakni diabetes dan hipertensi yang diderita oleh kedua orang tua saya tersebut memerlukan pengobatannya di sepanjang sisa usia mereka berdua. Ibu rutin mengkonsumsi obat gula untuk menstabilkan kadar gula darah. Di sisi lain, bapak juga rutin mengkonsumsi obat tensi dengan tujuan yang hampir serupa, yakni untuk menstabilkan tensi sekaligus meminimalisir terjadinya hipertensi.

Diabetes sendiri merupakan penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon pengatur gula darah) atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Menurut konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2100) kriteria diagnosis diabetes terjadi ketika seseorang memiliki kadar gula darah ≥126 mg/dl saat puasa dan ≥200 mg/dl 2 jam usai makan. Sedangkan hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik di atas 140/90 mmHg.

Jika tidak ditangani dengan baik, kedua PTM ini dapat menimbulkan komplikasi yang membahayakan kesehatan. Diabetes merupakan penyebab utama penyakit ginjal dan kebutaan di bawah usia 65 tahun. Mengerikannya lagi, diabetes juga menjadi salah satu penyebab terjadinya amputasi yang bukan disebabkan oleh trauma, disabilitas, mengurangi usia harapan hidup sebesar 5-10 tahun hingga dapat pula menyebabkan kematian.

Hal serupa juga dapat terjadi pada penderita hipertensi yang tidak ditangani secara tepat. Peningkatan tekanan darah dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyebab jantung koroner) hingga otak (menyebabkan stroke). Terbilang menyeramkan, bukan?

Sayangnya gejala silent killer yang satu ini terbilang bervariasi sekaligus mirip dengan gejala penyakit lainnya seperti sakit kepala atau berat di tengkuk, pusing atau vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging ataupun mimisan.

Jadi, sebenarnya bukan PTM-nya yang datang secara tiba-tiba. Hanya saja kebiasaan general check up nya saja yang belum banyak dilakukan oleh masyarakat luas. Padahal pemeriksaan rutin ini sangat penting untuk dilakukan. Selain untuk mengetahui kondisi kesehatan terkini, tentu hasil rekam medis dapat menjadi acuan untuk meminimalisir datangnya PTM.

Berawal dari hal inilah kini saya dan adik mulai berbenah diri meski dari hal-hal yang dirasa kecil, seperti mengurangi kebiasaan mager alias malas gerak, merutinkan porsi olahraga walau dengan gerakan sederhana yang itu-itu saja, mengatur kembali pola konsumsi sehari-hari hingga melakukan general check up setidaknya setahun sekali.

Pentingnya Mengetahui Riwayat Penyakit Keluarga

Meski seringkali dianggap lebih ringan dari berbagai jenis Penyakit Menular, sejatinya Penyakit Tidak Menular tetap perlu diwaspadai. Selain dapat menjangkiti karena pola hidup sedentari yang secara tidak langsung banyak dilakukan generasi masa kini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa kematian akibat PTM diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, dengan peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Bahkan lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes.

Pahitnya lagi, Kementerian Kesehatan juga merilis bahwa PTM juga menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Bahkan beberapa jenis PTM yang dulu kerap menyerang orang di usia senja seperti stroke, kanker, kolesterol, hipertensi hingga diabetes kini banyak menjangkiti anak muda, bahkan di usia yang terbilang belia. Penyebabnya tidak lain karena bergesernya pola hidup seimbang menjadi pola hidup sendetari dengan ciri kurangnya aktivitas harian, menurunnya porsi olahraga, meningkatnya konsumsi makanan cepat saji hingga keenggangan untuk cek kesehatan secara rutin.

Berangkat dari hal ini, setidaknya ada tiga alasan mendasar tatkala ditanya apa pentingnya mengetahui riwayat penyakit keluarga. Pertama tentu untuk meminimalisir resiko terjadinya PTM baik bagi diri sendiri. Misalnya saja jika salah satu keluarga menderita penyakit diabetes. Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia selain penyakit kardiovaskuler, kanker dan penyakit paru kronis.

Dengan mengetahui riwayat penyakit keluarga maka dapat dilihat pola penyakit diabetes yang diderita itu masuk masuk diabetes tipe 1 atau tipe 2. Diabetes tipe 1 merupakan penyakit diabetes yang disebabkan oleh ketidaknormalan kinerja insulin sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang memadai. Sedangkan diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak seimbang.

Jika sudah diketahui penyebabnya, setidaknya kita dapat meminimalisir resiko terjadinya diabetes pada diri kita, bukan? Misalnya pada kasus ibu saya. Dengan mengetahui faktor resiko ini, saya dan adik dapat melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin seperti membatasi konsumsi karbohidrat, menambah porsi buah dan sayur serta membisakan diri untuk rutin berolahraga.

Dengan mengetahui riwayat penyakit keluarga sejatinya kita dapat meminimalisir resiko terjadinya Penyakit Tidak Menular, utamanya pada generasi muda yang tidak lain merupakan tumpuan masa depan Bangsa Indonesia. Belum lagi bonus demografi Indonesia pada tahun 2030-2045 yang terbilang tinggi, dimana 70% populasi penduduk kita berada di usia produktif.

Terbayang bukan masa depan perekonomian kita jika bonus demografi ini dapat dimanfaatkan dengan baik? Bahkan lembaga kredibel sekelas Mckinsey Global Institut saja memprediksi Indonesia akan menjelma menjadi negara dengan kekuatan ekonomi keempat dunia. Upaya memaksimalkan potensi bonus demografi ini tentu wajib dibarengi dengan kualitas tenaga kerja mumpuni, dimana salah satu akarnya bermuara pada tingkat kesehatan generasi muda kita.

Dengan kondisi kesehatan penerus bangsa yang baik diharapkan dapat meningkatkan potensi perkembangan berbagai sektor ekonomi,  termasuk sektor ekonomi kreatif yang bertumpu pada kreativitas generasi milenial, juga generasi-generasi setelahnya. Bukan sebaliknya, bonus demografi yang menyebabkan berbagai masalah sosial, yang satu diantaranya bisa bermula dari buruknya tingkat kesehatan generasi muda kita. Dengan kata lain tingkat kesehatan kita saat ini akan mengambil peran pada upaya peningkatan perekonomian suatu bangsa di masa yang akan datang.

Berangkat dari hal inilah pemerintah melalui Kementerian Kesehatan berusaha keras meminimalisir laju pertumbuhan Penyakit Tidak Menular, yang salah satunya dilakukan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Sesuai dengan namanya, GERMAS merupakan sebuah gerakan bersama yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat sekaligus mengurangi kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.

Guna menyasar semua lapisan masyarakat, upaya pengendalian penyakit yang dicanangkan sejak tahun 2016 ini dilakukan dengan  cara-cara yang terbilang mudah dan berbiaya murah seperti seperti melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah serta rutin memeriksa kesehatan secara berkala.

GERMAS, Cara Mudah Mencegah Penyakit Tidak Menular (PTM)

Peresmian Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek (Dokumentasi: http://sehatnegeriku.kemkes.go.id)

Peresmian Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek (Dokumentasi: http://sehatnegeriku.kemkes.go.id)

Bukan tanpa alasan melakukan aktivitas fisik menjadi edukasi pertama yang dilakukan Kemenkes dalam mengenalkan GERMAS. Salah satu alasannya tentu untuk mengurangi pola hidup sedentari (sedentary lifestyle) yang secara tidak langsung banyak dilakukan oleh generasi masa kini. Maklum, seiring perkembangan teknologi kini pemenuhan berbagai kebutuhan sehari-hari bisa dilakukan semudah menggerakkan jari. Disadari atau tidak, berbagai kemudahan ini seringkali membuat kita semakin malas untuk bergerak. Dalam hal ini, tentu aktivitas fisik dapat menjadi penyeimbang yang menyenangkan.

Bersepeda Bersama Bapak (Dokumentasi Pribadi)

Bersepeda Bersama Bapak (Dokumentasi Pribadi)

Sebagai generasi milenial, tentu sesekali waktu saya memilih aktivitas fisik yang mudah, murah tapi instagramable seperti jalan cepat di berbagai area olahraga di Jogja atau sekedar bersepeda keliling desa. Di luar itu saya memanfaatkan gawai untuk mengakses portal senam aerobik yang tersedia gratis di berbagai kanal media sosial. Dua channel favorit saya adalah “Senam Aerobic 15 Menit Perut Menjadi Langsing” dari Media Aerobik dan “Funky Aerobic” dari Berty Tilarso. Selain pilihan gerakan senam yang terbilang, kombinasi musiknya itu lho! Bikin semangat jadi on terus!

Jus Buah Enak (Dokumentasi Pribadi)

Jus Buah Enak (Dokumentasi Pribadi)

Selain mengedukasi masyarakat untuk aktivitas fisik, GERMAS juga memperkenalkan gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi buah dan sayur. Dua bahan pangan kaya serat dan kadar gula alami yang tidak begitu tinggi, yang harganya ramah di kantong masyarakat luas.  Istilahnya kenyangnya dapat, sehatnya pun dapat.

Untuk konsumsi buah, selain gemar menyantap buah segar, saya kerap bereksperimen dengan membuat berbagai resep jus yang sesuai selera. Salah satunya adalah kombinasi jus wortel dan parasan buah delima ini. Kebetulan halaman rumah saya dipenuhi berbagai tanaman pangan seperti delima, jambu biji merah, pepaya, singkong, cabai, kemangi, tomat, cabai hingga merica.

Sebagai negeri beriklim tropis, Indonesia cukup diuntungkan perihal konsumsi buah. Salah satu alasannya karena terdapat berbagai buah musiman yang dapat dinikmati dengan harga yang terjangkau. Alternatif termurahnya bisa dilakukan dengan menyesuaikan konsumsi buah sesuai masa panen. Kalau sedang musim mangga bisa membuat aneka kudapan berbahan mangga. Di musim rambutan bisa membuat berbagai makanan menyehatkan dengan bahan dasar berbahan mangga, dan seterusnya.

Asinan, Cemilan Murah yang Menyehatkan (Dokumentasi Pribadi)

Asinan, Cemilan Murah yang Menyehatkan (Dokumentasi Pribadi)

Tumis Jamur Favorit (Dokumentasi Pribadi)

Tumis Jamur Favorit (Dokumentasi Pribadi)

Capcai, Resep Andalan di Segala Musim (Dokumentasi Pribadi)

Capcai, Resep Andalan di Segala Musim (Dokumentasi Pribadi)

Sebagai pecinta pedas, saya sendiri lebih menyukai buah yang diolah menjadi asinan. Buah yang sedang musim dan tersedia di warung saya mix dengan hasil tanam dari rumah, seperti nanas, feat jambu, pepaya dan bengkoang. Untuk konsumsi sayur, saya terbiasa memasak sendiri apa yang saya suka. Paling sering sih bikin capcay dan tumis-tumisan seperti tumis jamur ataupun tumis kangkung. Sudah mudah dan berbiaya murah, tapi kenyangnya bisa tahan lama.

Sesudah menerapkan pola hidup sehat di atas, yang tentu saja diikuti dengan istirahat yang cukup, ada baiknya kita melakukan general check up minimal setahun sekali. Dengan mengetahui berbagai kadar yang menjadi indikator kesehatan seperti tensi, kadar gula darah, kadar kolesterol dan kadar asam urat setidaknya kita dapat mengetahui gambaran sekaligus potensi resiko gangguan kesehatan yang tengah dialami.

Kalaupun ada indikator kesehatan yang kurang baik, minimal kita dapat memperbaikinya sedini mungkin. Bukankah mencegah selalu lebih baik daripada mengobati? Karena apapun alasannya, kesehatan merupakan salah satu akselerator dalam menggapai mimpi, tidak terkecuali saat ingin berpartisipasi dalam membangun negeri. Apapun alasannya, kerja sama “membesarkan” Indonesia akan terasa lebih mudah jika dilakukan dalam kondisi prima.

Salam hangat dari Jogja,

-Retno Septyorini-

Referensi:

Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak Menular Semester 2 Tahun 2012 oleh Kementerian Kesehatan RI

Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tentang Hari Diabetes Sedunia Tahun 2008

Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tentang Hipertensi

http://promkes.kemkes.go.id/germas

Menkes Resmikan Penataran TOT Tim Penggerak Germas

https://wartakota.tribunnews.com/2018/04/30/total-kasus-diabetes-di-indonesia-merupakan-diabetes-tipe-2

http://www.depkes.go.id/article/view/16111500002/germas-wujudkan-indonesia-sehat.html

http://www.depkes.go.id/article/view/16111600003/pemerintah-canangkan-gerakan-masyarakat-hidup-sehat-germas-.html

http://www.depkes.go.id/article/view/18110200003/potret-sehat-indonesia-dari-riskesdas-2018.html

http://www.depkes.go.id/article/view/18051600004/hipertensi-membunuh-diam-diam-ketahui-tekanan-darah-anda.html

http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/index.php?cid=1637&id=penyakit-tidak-menular-ptm-penyebab-kematian-terbanyak-di-indonesia.html

 

Retno Septyorini

Perkenalkan, nama saya Retno Septyorini, biasa dipanggil Retno. Saya seorang content creator dari Jogja. Suka cerita, makan & jalan-jalan. Kalau ke Jogja bisa kabar-kabar ya..

YOU MIGHT ALSO LIKE

9 Comments

  • Mini GK
    August 16, 2019

    kalau mau lebih sadar sebenarnya tubuh kita sudah punya alarm alami yang akan berdering jika merasakan ketidakberesan. Cuma kadang kitanya aja yang sering ‘aduh nanggung nanti dulu dong’, padahal ya kalau bukan diri sendiri siapa yang bakal menjaganya.

  • Agustina Purwantini
    August 16, 2019

    Aih, aku tahuuu… Itu fotomu pas piknik ke kawasan Borobudur… Siapakah nama guide muu hahaha..

  • Agata Vera
    August 17, 2019

    Wahhhh aku sudah rajin makan sayur, rajin olahraga, aku rajin makan buah, minum air putih tapi kok aku belum dapat Jodoh juga ya kakkk wlkwkwkkwkw

  • Wiwin | pratiwanggini.net
    August 17, 2019

    Sesungguhnya saya takuttt kalo harus medical check up, takut kalo ketahuan punya penyakit. Karena itu saya lebih memilih jaga kesehatan saja. Selama jarang sakit, semoga seterusnya memang sehat. Aamiin..

  • Disma
    August 18, 2019

    Diabetes emang silent killer banget mb. Temen guruku kena diabetes turunan karena kedua orang tuanya diabetes juga. Kakak laki-lakinya meninggal karena diabetes. Makanya temenku itu sekarang jaga asupan banget

  • innaistantina
    August 18, 2019

    saya kenal istilah GERMAS ini waktu jadi penyiar radio, iklannya juga muncul terusss

    • Retno Septyorini
      August 19, 2019

      Gerakan ini memang aktif digaungkan di berbagai media, Kak. Salah satunya untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat luas akan bahayanya Penyakit Tidak Menular.

  • Ima satrianto
    August 19, 2019

    Nah penting banget tau tentang penyakit tidak menular, sehingga kita tidak menyamaratakan kondisi pasien ketika berada di rumah sakit. Semoga sehat2 selalu yaaa.

    • Retno Septyorini
      August 19, 2019

      Makasih doanya, Manda. Sehat selalu juga ya buat Manda dan keluarga^^

Leaver your comment